_dhama_

Nama lengkap: Wendha Adha Juliansyah; TTL: Baturaja, 15 Juli 1988; Almt: kemiling permai no 088

Subscribe
Add to Technorati Favourites
Add to del.icio.us
Rabu, 04 Maret 2009

Aplikasi Kurikulum dalam Proses Pendidikan

Diposting oleh Wendha Adha Juliansyah

Makalah
Aplikasi Kurikulum dalam Proses Pendidikan.
Metode Penulisan Karya Ilmiah
DISUSUN
O
L
E
H

NAMA : WENDHA ADHA JULIANSYAH
NPM : 07.22.051
KELAS : B.3.2

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BATURAJA
TAHUN AKADEMIK 2008/2009
DAFTAR ISI
Halaman judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Indentifikasi Masalah
1.3 Pembatasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penulisan
1.6 Manfaat Penulisan
Bab II Kajian Pustaka
2.1 Kajian Teori
2.2 Konsep Teori
Bab III Pembahasan
3.1 Usaha pemahaman pentingnya kurikulum bagi pendidikan
3.2 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Pendidikan bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab, kemasyarakatan dan kebangsaan.
Untuk mencapai suatu tujuan pendidikan nasional, ada beberapa hal yang mempengaruhinya, yaitu media, sumber belajar, guru, siswa, lingkungan, dan system pendidikan yang semua itu tercantum dalam kurikulum.
Pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan didasarkan atas kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan, kurikulum yang berlaku secara nasional ditetapkan oleh menteri atau menteri lain atau pimpinan lembaga pemerintah non departemen berdasarkan pelimpahan wewenang dan menteri
“Sebagai usaha untuk meningkatkan mutu lulusan pendidikan disatuan pendidikan tertentu pemerintah sengaja melakukan penyesuaian kurikulum pendidikan dengan mengubahnya sesuai kebutuhan zaman dan perkembangan teknologi” (Sunarto, Dkk, 2006: V). Perubahan kurikulum pada setiap jangka waktu tertentu sengaja dilakukan sebagai usaha untuk memperbaiki kondisi pendidikan sebelumnya.
Telah diketahui bahwa dalam pendidikan Negara kita telah beberapa kali terjadi amandemen kurikulum, yaitu mulai dari kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004, dan kurikulum 2004 (KBK), dan terakhir kurikulum 2007 (KTSP). Konsep- konsep baru lahir sebagai cerminan yang memberikan arah baru bagi para pendidik/ guru dalam proses pendidikan. Guru selalu dituntut untuk mampu melaksanakan program pembelajaran yang telah menjadi target kurikulum yang telah ditetapkan bersama.
Namun kenyataannya masih banyak guru disekolah tertentu yang melaksanakan proses pembelajaran belum mengacu pada kurikulum secara maksimal. Hal ini terlihat dari penggunaan metode atau media yang digunakan saat proses belajar mengajar. Misalnya saja dalam kurikulum KBK ini guru masih menggunakan cara CBSA (catat buku sampai habis) dan ,mengurangi penguraian secara langsung. Selain itu ada juga yang hanya menggunakan metode ceramah dalam belajar, padahal si guru telah tahu bahwa pada saat itu kurikulum yang berlaku pada saat itu adalah kurikulum KBK yang mengharuskan pembelajaran berpengalaman atau lebih kepada praktek keterampilan langsung untuk mempermudah peserta didik mencerna materi yang diberikan. Selain itu masih banyak guru yang mengabaikan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan seperti penggunaan
Maka berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat masalah kinerja guru dalam proses KBM dengan didasarkan kurikulum yang berlaku.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis telah mengdentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
Masih kurangnya pemahaman guru-guru mengenai kurikulum yang berlaku.
Belum adanya koordinasi antara guru-guru sebagai usaha penerapan kurikulum.
Banyaknya guru-guru yang masih menggunakan kurikulum lama sebagai acuan mengajar.
Kurangnya pemahaman guru-guru tentang pentingnya kurikulum sebagai acuan untuk pembelajaran yang efektif.

1.3 Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan sumber dan waktu penyelesaian, maka penulis hanya mengangkat masalah kurangnya pemahaman guru tentang pentingnya kurikulum sebagai acuan untuk pembelajaran yang efektif.

1.4 Rumusan Masalah
Adapun rumusan yang diangkat adalah “Bagaimanakah usaha untuk menyadarkan guru mengenai pentingnya kurikulum dalam proses pembelajaran.”

1.5 Tujuan Penulisan
Tujuan penulis mengangkat masalah ini adalah untuk mendeskripsikan usaha memberikan pemahaman kepada guru mengenai pentingnya aplikasi kurikulum dalam proses pendidikan.

1.6 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan ini adalah sebagai berikut:
Bagi penulis, yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan pribadi serta dapat dijadikan bekal untuk kedepannya.
Bagi pembaca, yaitu untuk menambah wawasan tentang usaha pemahaman mengenai pentingnya kurikulum dalam pendidikan.

Bab II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Definisi Kurikulum
Ralph Tyler (1949) berpendapat bahwa kurikulum merupakan semua pelajaran-pelajaran murid yang direncanakandan dilakukan oleh pihak sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikannya.
Abdullah Idi (1997:5) berpendapat pula bahwa kurikulum adalah rencana-rencana yang dibuat untuk membimbing dalam belajar disekolah, yang biasanya meliputi dokumen, level secara umum, dan aktualisasi dari rencana-rencana itu dikelas, sebagai pengalaman murid, yang telah dicatat dan dtuls oleh seorang ahl; pengalaman-pengalaman tersebut ditempatkan dalam lingkungan belajar yang juga mempengaruhi apa yang dipelajari
2. Peranan Kurikulum
Kurikulum memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Peranan Konservatif, yaitu mentransmisikan dan menafsirkan warisan sosial kepada anak didik atau generasi muda.
b. Peranan kritis atau evaluatif, yaitu kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam control social dan menekankan pada unsure kritis.
c. Peranan Kreatif, yaitu menciptakan dan menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan masa sekarang dan masa mendatang dalam masyarakat.
3. Komponen-komponen kurikulum
Abdullah Idi (1997:12-16) menjabarkan komponen-komponen yang terdapat dalam kurikulum sebagai berikut:
a. Komponen Tujuan
Tujuan merupakan suatu hal yang paling penting dalam proses pendidikan yakni hal yang ingindicapai secara keseluruhan, yakni meliputi tujuan domain kognitif, domain afektif dan domain pskomotor.
b. Komponen Isi dan struktur program atau Materi
Komponen Isi dan stuktur Program atau materi merupakan materi yang diprogramkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Isi materi yang dimaksud adalah biasanya meliputi materi bidang-bidang studi.
c. Komponen Media atau sarana dan prasarana
Media merupakan sarana perantara dalam pengajaran. Sarana dan prasarana atau media merupakan alat Bantu untuk memudahkan dlam mengaplikasikan isi kurikulum agar lebih mudah dimengerti oleh anak didik dalam proses belajar mengajar.
d. Komponen Strategi Belajar Mengajar
Strategi menunjuk pada suatu pendekatan, metode, dan peralatan mengajar yang diperlukan dalam pengajaran. Dalam proses belajar mengajar seorang pendidik atau guru perlu memahami suatu strategi.
e. Komponen Proses Belajar Mengajar
Komponen ini memiliki keterkaitan erat dengan suasana belajar diruangan kelas maupun di luar kelas. Berbagai upaya pndidik untuk menumbuhkan motivasi, kreativitas dalam belajar merupakan suatu langkah yang tepat dalam proses belajar.
f. Komponen Evaluasi atau Penilaian
Untuk melihat sejauhmana keberhasila dalam pelaksanaan kurikulum maka diperlukan evaluasi.
4. Masalah Fungsi kurikulum
Melihat kondisi Indonesia jika membicarakan pendidikan apalagi persoalan kurikulum untuk saat ini sangat kompleks. Beragam kurikulum yang pernah ada di Indonesia ternyata masih belum mampu memberikan solusi yang dapat meningkatkan kualitan pendidikan Indonesia. Kondisi seperti itu seiring dengan ditandai oleh rendahnya mutu kelulusan , fasilitas dan sarana yang kurang memadai serta banyak hal lain yang melingkupi problematika pendidikan kita.
Melihat hal ini sebenarnya harus dilihat dari berbagai sudut, karena pendidikan adalah sebuah system. Kurikulum yang tidak menunjukkan fungsinya dengan baik juga harus diteliti. Karena konsep kurikulum yang ideal tanpa didukung oleh pelaksana yang handal dan segala fasilitas yang ada tidak akan mencapai harapan. Telah sekian kali kurikulum di Indonesia berganti untuk alas an mencapai system pendidikan yang ideal. Tetapi peubahan tersebt kadang tidak memperhatikan aspek disekelilingnya, terutama guru sebagai pelaksana. Tanpa disadai perubahan kurikulum yang tergesa-gesa membuat guru kebingungan. Belum selesai pemahaman mengenai kurikulum KBK, tiba-tiba saja pemerintah meresmikan kurikulum KTSP. Akibatnya banyak guru yang asal mnyampaikan pelajaran tanpa di dasarkan dengan kurikulum yang berlaku. Tetapi terkadang sudah tahu dengan kurikulum yang ada tapi tidak dterapkan di proses mengajar.

B. Kerangka Konseptual
KURIKULUM
Definisi Kurikulum

Peranan Kurikulum

Komponen-komponen kurikulum

Masalah kurikulum

BAB III PEMBAHASAN
A. Usaha pemahaman pentingnya kurikulum bagi pendidikan
Kemajuan dan keberadaan martabat bangsa sangat dominan ditentukan sejauh mana peran pendidikan suatu bangsa itu. Dalam ragka mewujudkan katahanan nasional serta mewujudkan masyrakat yang maju yang berakar pada kebudayaan bangsa dan persatuan nasional yang berwawasan Bhineka Tunggal Ika berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka perlu ditetapkan Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989.
Salah satu bagian terpenting dari pendidikan adalah kurikulum yang dijadikan sebagai acuan dan pedoman dalam menjalankan pendidikan. Pendidik atau guru sebagai pelaksana kurikulum tersebut adalah pihak penentu yang mengaplikasikan sketsa harapan kegiatan saat proses pembelajaran. Apabila seorang pendidik tidak mampu mengaplikasikan kurikulum pada saat proses pembelajaran maka kurikulum sebaik dan seideal apapun tidak akan berpengaruh terhadap perbaikan system pendidikan di Indonesia.
Masalah ini telah lama berlangsung dalam pendidikan di Negara kita. Ketika kurikulum telah di susun sedemikian rupa, pelaksana pendidika atau guru nya malah yang tidak kompeten dalam menjalankannya atau mengenyampingkan peran kurikulum tersebut.
Menurut saya, untuk mengatasi masalah guru yang belum memahami pentingnya kurikulum bagi pendidikan dapat dilakukan dengan cara:

1. Sosialisasi Pentingnya Penggunaan Kurikulum dalam Pendidikan
Dalam proses perubahan kurikulum dalam suatu waktu tertentu harus dibekali atau diikuti juga dengan sosialisasi terus menerus terhadap masyarakat, khususnya guru yang berperan penting sebagai driver dalam penggunaan kurikulum dalam proses belajar mengajar.
Sosialisasi tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan seminar-seminar, diklat-diklat singkat, kemudian penataran bagi guru-guru menyangkut isi dan ketentuan kurikulum yang bersangkutan. Sehingga dalam prakteknya guru benar-benar memiliki bekal yang cukup baik untuk mengaplikasikan kurikulum dalam proses belajar mengajar.
2. Membentuk kurikulum yang efektif dan Cocok dengan Pendidik
Dapat disimpulkan perubahn kurikulum yang terjadi selama beberapa kali dalam system pendidikan di Indonesia dalam rangka menyesuaikan dengan perkembangan kondisi zaman yang terus berkembang.
Namun menurut saya perlu bagi kita untuk benar-benar memperhatikan perubahan kurikulum tersebut. Perlu bagi kita untuk membentuk kurikulum yang efektif dan ideal. Maksudya adalah kurikulum yang dibentuk memang sesuai dengan Negara kita, sesuai dengan kemampuan pelaksananya, dan sesuai dengan anggarn pendidikannya. Karena percuma apabila hanya kurikulum yang keren tapi tidak bisa diaplikasikan oleh si guru karena alasan kompetensinya kurang.
Selain itu jangan membuat si guru bingung dengan kurikulum mana yang dipakai karena begitu cepatnya perpindahan kurikulum yang satu dengan kurikulum yang lainnya. Biarkan mereka mencerna makna kuriukulum yang berlaku sehingga mereka benar-benar memahami amplikasi kurikulum terhadap tugasya sebagai pendidik.
3. Perhatian Pemerintah
Apabila guru telah memiliki bekal yang cukup untuk mengaplikasikan kurikulum tertentu, tinggal kemantapan sarana dan prasarana yang dipikirkan. Karena percuma bila guru telah memahami dengan baik maksud kurikulum, tetapi sarana dan prasarana tidak mendukung.
Hal ini melibatkan perhatian pemerintah yang menyalurkan dana. Pemerinahlah yang bertanggung jawab dalam menyalurkan dana untuk penyediaan sarana dan prasarana pendidikan sehingga maksud dan keinginan kurikulum dapat diterapkan dengan baik.

B. Kesimpulan
Beradasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam memberikan pemahaman mengenai pentingnya kurikulum dalam proses pendidikan dapat dilakukan dengan cara:
1. Sosialisasi mengenai pentingnya kurikulum dalam pendidikan
2. Membentuk kurikulum yang efektif dan cocok dengan pendidik
3. Perhatian Pemerintah

0 komentar:

Posting Komentar